Friday, September 26, 2014

Ribuan Napi Filipina Menari Ala Gangnam Style


Mereka senang, tersenyum, bernyanyi, dan menari. Awalnya tak ada yang menyangka bahwa 1.500an laki-laki berseragam oranye ini adalah tahanan di Provinsi Cebu, Filipina. Mereka menjadi contoh sukses dari sistem rehabilitasi tahanan di dunia melalui seni. 

Para tahanan di penjara kelas satu ini menjadi tenar sejak 2007 lalu, ketika mereka menarikan lagu 'Thriller' secara serentak yang didedikasikan kepada mendiang Michael Jackson. Sejak dilepaskan ke internet, video tersebut meraih jumlah penonton hingga 50 juta orang. 



Setelah video Thriller menjadi primadona di YouTube, dengan cepat para tahanan ini membuat gebrakan dengan lagu lain, salah satunya adalah 'Sorry Sorry Sorry' yang dipopulerkan oleh boyband Korea Selatan, Super Junior. Mereka tak lupa juga menarikan 'Gangnam Style' milik Psy, diikuti dengan hits global lainnya.

Banyak ahli hukum dan politik menganggap rutinitas tarian di penjara ini berguna untuk rehabilitasi tahanan, serta memungkinkan mereka untuk menghindari residivisme, serta tindakan tercela lainnya. Pada 2007, ada lebih dari 300 tahanan di Cebu yang menunggu putusan pengadilan atas kasus pembunuhan. Geng preman dimana mereka bergabung di luar penjara dulu kini berubah menjadi geng ala boyband. Hehehe

Sampai saat ini Filipina belum memberlakukan hukuman mati, sehingga sebagian besar tahanan yang ada di video dan gambar ini suatu hari nanti akan bebas dari penjara ini. Siapa tahu, begitu bebas nanti, mereka bisa menjadi seniman di luar sana, setelah mendapat pelatihan menari yang rutin di penjara.

Tarian masal ala narapidana di Filipina ini membuat suasana penjara yang awalnya gelap menjadi ceria seperti halnya taman bermain. Lihat saja di dalam video di atas, banyak anak-anak muda yang bahkan rela membayar untuk masuk ke dalam penjara ini demi menyaksikan para narapidana menarikan 'Sorry Sorry Sorry' milik idola kesayangan mereka.






Econers, apa jadinya jika gagasan ini dipraktikkan misalnya di Amerika? Apa reaksi tahanan hukuman mati di sana jika mereka bepartisipasi dalam tarian masal ini?

Awalnya, ide ini mendapat kontroversi di Filipina. Dari tahanan sendiri, banyak yang menolak, terutama ketika mereka dipaksa menggunakan sepatu dansa. Namun, setelah masa percobaan enam bulan, semuanya justru menjadi ketagihan. Pihak penjara menggunakan pendekatan persuasif dan lembut untuk memberikan pemahaman kepada ribuan narapidana ini.


Tampaknya, ini merupakan jenis baru dari revolusi ilmu hukum pidana di Filipina. Apakah mungkin Indonesia suatu hari nanti juga akan mengadopsinya? Mungkin saja.

Sumber: Kuriositas, Leylandermcpb, Flickr

1 comment: