Saturday, September 27, 2014

Kenali ‘Culture Shock’ di Bahrain

Foto : Marcopolist
Meskipun Bahrain termasuk negara yang kecil, namun memiliki eksposur yang luas ke banyak negara dan etnis di Asia. Budaya Bahrain pada dasarnya mempertahankan akar budaya Arab yang mendominasi Asia Barat. Aturan moral Islam mengatur kehidupan pribadi masyarakatnya, termasuk bisnis, hukum, dan ekonomi. Namun, negara ini pada umumnya dianggap cukup liberal dibandingkan negara-negara tetangganya.

Masyarakat Bahrain lebih sering menggunakan bahasa Inggris dalam pergaulan kesehariannya dan sangat ramah pada pendatang baru. Econers, bagi Anda yang ingin berpelesir ke negara yang pernah menjadi bagian dari budaya Babilonia ini sebaiknya mengetahui budaya lokalnya. Ini akan mempermudah Anda dalam proses transisi, terutama bagi Anda yang ingin tinggal di negara ini. 

1. Gaya berpakaian

Foto : Rferl

Pada saat Anda sampai di Bahrain, Anda mungkin akan terkejut melihat betapa penduduk setempat berpakaian sangat rapi. Bahkan, pria penjaga mini market hingga super market sekalipun mengenakan dishdashas, sejenis jubah panjang yang biasa dikenakan oleh pria dan wanita di Timur Tengah pada acara formal.

Mereka juga memakai gutra, tutup kepala khas orang Arab. Perempuannya akan mengenakan abaya, yaitu baju muslim berupa jubah khas wanita Arab dengan hiasan rinci pada leher dan tepi lengannya.

Secara umum, bahu dan lutut wanita di Bahrain harus ditutupi, meskipun itu hanya persyaratan formal saja. Misalnya, ketika mengunjungi Masjidil Haram. Mereka yang berkunjung ke Bahrain dengan atasan minim dan celanan pendek sering kali tidak dilayani ramah, bahkan bisa dilecehkan ketika berada di pusat perbelanjaan.

Jika Anda berpakaian minim di pantai, orang-orang Bahrain bisa saja menawarkan Anda dishshasha untuk mengganti celana panjang dan kaus robek-robek Anda.

2. Ramadhan

Foto : Timeout Bahrain

Selama Ramadhan, tidak akan ada makanan dan minuman, bahkan air putih yang bisa Anda konsumsi di depan umum, mulai dari fajar hingga matahari terbenam. Semua jam kerja kantoran, termasuk restoran akan menyesuaikan waktu beroperasinya.

Namun, beberapa perusahaan menyediakan sebuah ruangan dimana staf mereka yang non-Muslim bisa makan selama satu bulan ketika Muslim berpuasa.

3. Etika berkunjung dan berjabat tangan

Foto : Lettera43

Jika Anda diundang ke rumah orang-orang di Bahrain, sebaiknya Anda membawa buah tangan berupa cemilan non-alkohol, khususnya coklat dan bunga yang menjadi favorit masyarakat setempat. Di sana begitu banyak berjejer toko coklat dan bunga yang menawarkan layanan pembungkus juga.

Dalam budaya Bahrain, pria menyapa orang lain dengan berjabat tangan dan berciuman pipi jika mereka sudah saling kenal. Perempuan tidak diharuskan mengikuti gaya bergaul pria jika bertemu dengan lawan jenisnya, sebaliknya mereka hanya bisa melakukannya dengan sesama perempuan.

Pria tidak dibolehkan menyentuh wanita Bahrain kecuali sang wanita mengulurkan tangannya lebih dulu.

4. Etika bersosialisasi

Foto : Timeout Bahrain

Ketika berada di rumah rekan Anda yang berkebangsaan Bahrain, pastikan Anda selalu menerima apapun minuman yang disodorkannya kepada Anda, kopi atau teh, meskipun Anda tak ingin meminumnya. Selalu menerima hidangan tersebut dianggap sopan dibandingkan menolaknya.

Masyarakat Bahrain akan selalu berusaha membalas keramahan Anda. Basa-basi sosial biasanya mendahului pertemuan bisnis atau makan, tapi jangan terlalu banyak bertanya mengenai kehidupan pribadi lawan bicara Anda, misalnya istrinya atau suaminya.

Ketika mengunjungi rumah seseorang, jika mereka melepaskan sepatunya di depan rumah, maka Anda harus mengikutinya. Meninggalkan alas kaki di depan pintu di Bahrain dan negara-negara Asia lainnya biasa dilakukan untuk menghindari debu masuk ke dalam rumah.

5. Penjualan alkohol

Foto : Stockfood

Bahrain bukan negara yang melarang mutlak penjualan alkohol. Alkohol di negara ini tersedia untuk mereka yang berusia minimal 18 tahun dan di atasnya. Untuk konsumsi di rumah, alkohol hanya dijual di outlet-outlet tertentu yang biasanya terletak jauh dari sekolah dan pemukiman.

Hotel bintang lima, beberapa restoran dan klub sosial diperkenankan memperdagangkan alkohol. Namun, keanggotaan klub sosial itu dikendalikan dan ada di bawah pengawasan pemerintah, sehingga proses bergabungnya pun terbilang rumit.

6. Berbisnis

Foto : Marcopolist

Secara komersial, seorang berkebangsaan Bahrain lebih suka berbisnis dengan orang-orang dari suku yang sama, sebab relatif bisa mereka percaya.

7. Pemerintahan

Foto : Gulfnews

Salah satu keistimewaan budaya yang membuat Bahrain lebih unik dibandingkan negara-negara tetangganya di Timur Tengah adalah kenyataan bahwa Bahrain memiliki parlemen yang dipilih secara demokratis alias ada DPR.

Akan tetapi, aturan Raja Bahrain di negara ini sangat mutlak, sehingga keputusan parlemen tidak akan menjadi dasar hukum jika bertentangan dengan Raja.

Sumber: Expart Arrival

1 comment: